Rasio keuangan likuiditas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Dalam hal ini kewajiban perusahaan yang dimaksud adalah kewajiban dalam jangka pendek, untuk kewajiban dalam jangka panjang akan diukur dengan menggunakan rasio keuangan solvabilitas.
Rasio keuangan likuiditas teridiri atas dua bagian yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio) dan rasio kas (cash ratio).
Berikut ini adalah rumus dan contoh soal perhitungannya:
Contoh soal:
Jika diketahui data berdasarkan data dalam neraca sebagai berikut:
Kas Rp 50.000.000
Piutang dagang Rp 100.000.000
Piutang lain-lain Rp 2.000.000
Persediaan Rp 75.000.000
Perlengkapan Rp 5.000.000
Hutang dagang Rp 20.000.000
Hutang bank Rp 10.000.000
Hutang lain-lain Rp 15.000.000
Diminta:
Hitunglah rasio keuangan likuiditas perusahaan tersebut menurut rasio lancar, rasio kas, dan rasio cepat.
Penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar = Kas + piutang dagang + piutang lain-lain + persediaan + perlengkapan usaha
= Rp 50.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 2.000.000 + Rp 75.000.000 + Rp 5.000.000
= Rp 232. 000.000
Utang Lancar = Rp 20.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 15.000.000
= Rp 45.000.000
a. Rasio lancar (current ratio)
Rumus untuk menghitung rasio lancar yaitu sebagai berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar
Utang Lancar
Current Ratio = Rp 232. 000.000
Rp 45.000.000
= 5,15
Artinya adalah, setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 5,15 aktiva lancar
b. Rasio cepat (quick ratio)
Rumus untuk menghitung rasio cepat yaitu sebagai berikut:
Quick ratio = Kas + Efek + Piutang ,atau
Utang Lancar
Quick ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Utang Lancar
= Rp 232. 000.000 - Rp 75.000.000
Rp 45.000.000
= Rp 157.000.000
Rp 45.000.000
= 3,48
Artinya adalah, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 3,48 aktiva lancar yang likuid.
c. Rasio kas (cash ratio)
Rumus untuk menghitung rasio kas yaitu sebagai berikut:
Cash ratio = Kas atau Setara Kas , atau
Utang Lancar
Cash ratio = Kas + Bank
Utang Lancar
= Rp 50.000.000
Rp 45.000.000
= 1,1
Artinya adalah, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan kas adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,1 kas perusahaan.
Semoga tulisan mengenai jenis dan contoh soal perhitungan rasio keuangan likuiditas ini bermanfaat, terimakasih sudah membaca tulisan ini ya.
6 comments
Trimakasih banyak karena sanggat membantu pembaca
ReplyShip
ReplyUwU
ReplyTHANKS
ReplyInsya Allah berkah buat semua...
Replyyoo makasehhh, mudah dipahami
ReplyPost a Comment