Metode Penaksiran Kerugian Piutang

Terjadinya piutang dagang sudah kita bahas dalam tulisan sebelumnya contoh soal piutang dagang dan contoh soal penghapusan piutang dagang dimana piutang terjadi akibat adanya penjualan barang secara kredit kepada pembeli dengan menggunakan syarat pembayaran yang disepakati antara penjual dan pembeli. Namun piutang tersebut terkadang tidak dapat ditagih oleh karena alasan-alasan tertentu yang menyebabkan adanya pembentukan penaksiran piutang tidak tertagih oleh perusahaan. Pada tulisan ini akan diberikan contoh soal mengenai penaksiran piutang tak tertagih dengan menggunakan berbagai metode penaksiran. Dalam penaksiran kerugian piutang terdapat tiga metode yang digunakan untuk menaksir piutang yang tidak tertagih tersebut yaitu :

1.      Persentase Penjualan
Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih. Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan penetapan persentase ini juga berdasarkan pengalaman pada waktu lalu.
Berikut contoh soal untuk menambah pemahaman anda.

Contoh soal:
PT. Hokindo menetapkan taksiran kerugian piutang akibat piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).
Diminta: buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang diatas.

Jawab:
Des 31       Kerugian Piutang                                     Rp 1.000.000
                             Cadangan kas piutang                               Rp 1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)

Dengan catatan apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.
Sebagai contoh, jika pada rekening cadangan kas piutang sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp 250.000 maka saldo cadangan kas piutang setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya, 

Jika pada rekening cadangan kas piutang yang ditaksir lebih sedikit dibandingkan dengan kerugian piutang yang sesungguhnya, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.
Sebagai contoh, jika pada rekening cadangan kas piutang sampai akhir tahun bersaldo debit sebesar Rp 250.000 maka saldo cadangan kas piutang setelah penyesuaian adalah Rp 750.000 (Rp 1.000.000 – Rp 250.000).

2.       Persentase Saldo Piutang
Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
Sebuah perusahaan mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000 per tanggal 31 Desember 2016. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). 

Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening cadangan kerugian piutang sebelum penyesuaian. 

a.    Jika saldo cadangan kerugian piutang sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya adalah:
Des 31       Kerugian Piutang                                   Rp 2.500.000
                            Cadangan kerugian piutang                      Rp 2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening cadangan kerugian piutang sebesar Rp 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

b.    Jika rekening cadangan kerugian piutang sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.500.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
Des 31    Kerugian Piutang                                     Rp 1.500.000
                           Cadangan kerugian piutang                     Rp 1.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening cadangan kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

c.    Jika rekening cadangan kerugian piutang sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut:
Des 31    Kerugian Piutang                                 Rp 3.500.000
                         Cadangan kerugian piutang                 Rp 3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening cadangan kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

3.      Analisa Umur Piutang
Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut:

Contoh soal:
Sebuah perusahaan menentukan persentase untuk cadangan kerugian piutang berdasarkan umur piutang sebagai berikut:
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.  Dengan data daftar piutang seperti di bawah ini:

Metode Penaksiran Kerugian Piutang

Diminta:
Berdasarkan tabel analisa umur piutang diatas, tentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih dengan menggunakan metode analisa umur piutang.
Jawab: 

Metode Penaksiran Kerugian Piutang
 
Pencatatan cadangan kerugian piutang adalah:
Des 31     Kerugian Piutang                                       Rp 5.100.000
                        Cadangan kerugian piutang                           Rp 5.100.000

Post a Comment