Metode Penilaian Persediaan


      Sebelum membahas tentang metode penilaian persediaan, perlu kita mengetahui apa yang menjadi pengertian dari persediaan itu sendiri. Persediaan merupakan salah bentuk harta perusahaan yang di jual kembali untuk memperoleh keuntungan demi kelangsungan perusahaan. Persediaan merupakan aset penting suatu perusahaan karena akan menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut, sehingga sangat dibutuhkan pencatatan yang tepat untuk mencatat persediaan barang dagang. Untuk itu dalam akuntansi ada beberapa metode pencatatan persediaan barang dagang dan juga metode yang digunakan untuk menilai persediaan barang dagang, yang mana akan kita bahas dalam tulisan ini.            
        Persediaan barang dagang dibedakan menjadi dua yaitu persediaan awal dan persediaan akhir. Persediaan awal menggambarkan persediaan yang tidak terjual pada periode lalu dan persediaan akhir menggambarkan jumlah barang-barang yang tidak terjual oleh perusahaan. Persediaan diperoleh atau dibeli dari pihak lain untuk dijual kembali. 

Dalam perusahaan ada 3 bentuk pengakuan persediaan oleh perusahaan yaitu:

1. Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima persediaan.
2. FOB (Free on Board), shipping point. Barang menjadi milik penuh pembeli pada saat sudah keluar dari gudang penjual. Dan apapun terkait pengiriman menjadi teanggungjawab pembeli.
3. FOB (Free on Board) destination point. Barang menjadi milik pembeli penuh saat benar-benar sudah sampai ke gudang pembeli dari gudang penjual. Biaya apapun saat pengiriman barang menjadi tanggungan penjual.

          Persediaan pada umumnya adalah aktiva terbesar yang ada pada perusahaan dagang, dan untuk mendukung pencatatannya maka digunakan 2 metode akuntansi yaitu dengan menggunakan metode perpetual dan metode periodik, sebagaimana telah kita bahas dalam tulisan sebelumnya mengenai contoh soal dan jawaban jurnal umum perusahaan dagang dapat kita lihat perbedaan pencatatan pada persediaan barang dagang. Berikut perbedaan pencatatan persediaan barang dagang antara metode perpetual dan metode periodik:

a. Metode Perpetual
         Dalam metode pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode perpetual pembelian barang dagang akan didebet dibagian persediaan barang dagang, adanya pencatatan harga pokok penjualan dan adanya pencatatan harga pokok  barang dagang yang diterima kembali atau retur penjualan.
Dalam metode perpetual, pencatatan  dilakukan setiap hari ketika terjadi perpindahan persediaan barang dagang yang diakibatkan oleh pembelian, penjualan atau retur persediaan barang.

b. Metode Periodik
        Dalam metode pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode periodik,  pembelian barang dagang didebet di bagian pembelian dan tidak ada pencatatan harga pokok penjualan barang dagang maupun pencatatan harga pokok barang dagang yang diterima kembali atau retur penjualan seperti yang dilakukan pada metode perpetual.
Dalam metode periodik, pencatatan dilakukan dengan  pengecekan fisik dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang persediaan yang ada di gudang.

Ada 3 metode yang dilakukan untuk menilai persediaan barang dagang yaitu:

1. Metode FIFO (First In First Out)
         Metode FIFO atau First In First Out merupakan metode penilaian persediaan barang dagang dimana barang dagang yang pertama masuk menjadi barang yang pertama keluar. Untuk menghitung harga pokok penjualan digunakan harga per unit barang yang masuk terlebih dahulu. Untuk menghitung nilai persediaan barang dihitung dengan mengalikan barang yang masih tersedia dengan harga per unit barang. Metode ini menjadi metode penilaian persediaan barang yang cukup efektif untuk menjaga kualitas barang karena dengan metode ini barang yang masuk pertama lebih dahulu dikeluarkan pasti jangka waktu tersimpan digudang barang akan lebih lama sehingga sangat memungkinkan untuk menjaga kualitas persediaan barang.

2. Metode LIFO (Last In First Out)
           Metode LIFO atau Last In First Out ialah metode penilaian persediaan barang dagang dimana barang dagang yang terakhir masuk menjadi barang yang terlebih dahulu keluar. Untuk menghitung harga pokok penjualan dengan menggunakan harga pokok barang yang masuk terakhir terlebih dahulu. Sedangkan untuk menghitung nilai persediaan barang dagang dengan mengalikan barang yang masih tersedia dengan harga persatuan.

3. Metode Average
          Pada  metode rata-rata harga rata-rata barang perunit atau harga pokok penjualan dihitung dengan membagi jumlah total harga per unit setiap transaksi pembelian dengan jumlah unit saat pembelian termasuk di dalamnya persediaan awal. Untuk menghitung nilai persediaan dilakukan dengan mengalikan harga rata-rata per unit dengan jumlah sisa barang.
Metode rata-rata merupakan metode yang paling sering digunakan dikalangan masyarakat umum karena sistem perhitungannya yang mudah dan sederhana.

           Demikianlah penjelasan mengenai metode penilaian persediaan barang dagang, semoga tulisan ini dapat menambah pemahaman anda megenai metode penilaian pesediaan barang dagang dan membantu anda dalam menentukan metode yang cocok untuk anda gunakan dalam menjalankan usaha anda. Terimakasih sudah membaca tulisan ini ya.

Post a Comment